Determinasi Lingkungan dan Perilaku terhadap Keberadaan Jentik Aedes spp
Environmental and Behavioral Determinants of the Presence of Aedes spp
Keywords:
Aedes, presence of larvae, risk factors, vector borne diseaseAbstract
The high cases of DHF highlights the importance of identifying factors that contribute to the breeding of mosquito larvae. This study aims to examine the relationship between environmental conditions and human behavior related to the presence of Aedes spp larvae. A quantitative research method with an analytical approach and a cross-sectional design was used. The sample consisted of 150 households in the Baru Ladang Bambu Subdistrict, Medan Tuntungan District, Medan City. The results indicate that the habit of hanging clothes is significantly associated with the presence of Aedes larvae (p-value = 0.010). Other variables such as house type, occupancy density, ventilation, wire screens, opening ventilation, clutter, closing and draining landfills, burying used items, using abate powder, keeping larva-eating fish, and receiving fogging showed no significant relationship. In conclusion, the main risk factor identified is the indoor practice of hanging clothes. Based on these findings, it is recommended that mosquito control programs be enhanced through educational efforts, focusing on changing community behavior particularly discouraging the habit of hanging clothes indoors—as a preventive measure to reduce the presence of Aedes spp larvae.
Downloads
References
1. World Health Organization. Dengue guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control. 2009.
2. Hartono R. Buku saku stop demam berdarah (ayo pintar cegah dan deteksi demam berdarah dengue). Yogyakarta: Husada Mandiri; 2019.
3. Kemenkes RI. Laporan tahunan 2022 demam berdarah dengue. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2023.
4. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia 2021. Pusdatin Kemenkes. 2022.
5. Kemenkes RI. Profil kesehatan indonesia 2022. 2023.
6. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Profil kesehatan provinsi Sumatera Utara tahun 2021. 2022.
7. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Profil kesehatan provinsi Sumatera Utara tahun 2022. Medan; 2023.
8. Nariswara RH, Yuliawati S, Kusariana N, Hestiningsih R. Hubungan faktor perilaku jumantik terhadap kepadatan jentik di wilayah binaan gerakan satu rumah satu jumantik puskesmas candilama kota semarang. J Kesehat Masy. 2021;9(5):581–8.
9. Izza AN, Mulasari SA. Hubungan faktor lingkungan dengan keberadaan vektor Demam Berdarah Dengue (DBD). Indones Nurs J Educ Clin. 2023;3(3):106–13.
10. Nurmalasari, Pertiwi WE, Bustomi S. Karakteristik tempat penampungan air bersih dengan keberadaan jentik nyamuk aedes aegypti. J Heal Sci Community. 2021;2(2):9–17.
11. Athaillah F, Hanafiah M, Gumilar A, Fahrimal Y, Karmil TF, Asmilia N. Kepadatan jentik nyamuk Aedes Spp di Gampong Peurada, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh. J Ilm Mhs Vet. 2019;3(4):224–31.
12. Indarti DP, Martini, Yuliawati S. Kepadatan larva di kelurahan endemis tinggi kelurahan tembalang Kota Semarang : studi pendahuluan cross sectional deskriptif. J Kesehat Masy. 2019;7(2):1–6.
13. Kinansi RR, Pujiyanti A. Pengaruh karakteristik tempat penampungan air terhadap densitas larva Aedes sp. dan risiko penyebaran demam berdarah dengue di daerah endemis di Indonesia. Balaba J Litbang Pengendali Penyakit Bersumber Binatang Banjarnegara. 2020;1–20.
14. Abang DT, Rajab, Muis A. Implementasi pemberantasan sarang nyamuk melalui usaha 3 M Plus dengan keberadaan jentik nyamuk di Kelurahan Liabuku. J Ilm Amanah Akad. 2020;3(2):32–42.
15. Triwahyuni T, Husna I, Putri DF, Medina M. Hubungan kondisi lingkungan rumah dengan keberadaan jentik Ae.aegypti. J Ilm Kesehat Sandi Husada. 2020;11(1):365–71.
16. Purba S, Khalik N, Indirawati SM. Analisis sebaran spasial kerawanan penyakit demam berdarah dengue di Kota Medan. J Heal Sains. 2022;3(1):129–37.
17. RI K. Pedoman pencegahan dan pengendalian demam berdarah dengue di Indonesia. Jakarta; 2017.
18. Ernawati A, Syahribulan S, Ardianto A. Analisis keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti L. Sebagai vektor Demam Berdarah Dengue ( DBD ) pada daerah endemis dan non-endemis di kabupaten gowa dbd pada tahun 2005-2009 sebanyak 413 demam berdarah dengue ( DBD ) disebut juga Dengue Haemorrhagic Feve. Pros Semin Nas Biol di Era Pandemi COVID-19. 2020;6(1).
19. Kemenkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan. 1999. p. 1–6.
20. Izhar MD, Syukri M. Jenis rumah dan suhu udara berhubungan dengan keberadaan jentik nyamuk aedes aegypti di Kota Jambi. J Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati. 2022;7(2):183–94.
21. Setiawan S, Benyamin AE, Nisari N, Suwarto S. Hubungan Perilaku 3M Plus dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue ( DBD ) di Puskesmas Umbulharjo 1 Kota Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2022 / 2023. 2023;8(3):255–67.
22. Ilfa PS, Pawenang ET. Sanitasi rumah dan perilaku pemberantasan sarang nyamuk dengan keberadaan jentik saat pandemi COVID-19. Indones J Public Heal Nutr. 2022;222–9.
23. Mulyani L, Setiyono A, Faturahman Y. Hubungan faktor lingkungan fisik rumah, volume kontainer dan faktor perilaku pemberantasan sarang nyamuk dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes sp. J Kesehat Komunitas Indones. 2022;18(2):448–66.
24. Suryanto H. Analysis of Behavioral Factors, Use of Gauze, and House Index with The Incidence of DHF in District Dringu Probolinggo. J Kesehat Lingkung. 2018;10(1):36.
25. Lagu AMH, Damayati DS, Wardiman M. Hubungan jumlah penghuni , jumlah tempat penampungan air dan pelaksanaan 3M plus dengan keberadaan jentik nyamuk. Hig J Kesehat Lingkung . 2017;3(1):22–9.
26. Muda AS. Determinan yang berhubungan dengan keberadaan jentik di Kelurahan Rangkah Buntu, Surabaya. J PROMKES. 2019;7(1):22–33.
27. Rau M, Nurhayatti S. Faktor yang berhubungan dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegepty di wilayah kerja Puskesmas Sangurara. Indones J Public Heal. 2021;4(2):215–25.
28. Wahyuni S. Faktor determinan keberadaan larva nyamuk Aedes di daerah endemis demam berdarah dengue. J Kesehat Masy Indones. 2018;13(2):6–12.
29. Santi VL, Ardillah Y. Faktor risiko lingkungan rumah terhadap keberadaan jentik nyamuk di Lubuk Linggau Timur I. J Kesehat Komunitas. 2021;7(3):310–5.
30. Prasetyowati H, Astuti EP, Widawati M. Faktor yang berhubungan dengan keberadaan jentik Aedes aegypti di daerah endemis demam berdarah dengue (DBD) Jakarta Barat. Balaba J Litbang Pengendali Penyakit Bersumber Binatang Banjarnegara. 2017;13(2):115–24.
31. Chahaya I, Indirawati SM, Salmah U, Bukit DS, Hutagalung DS, Saragih AA. Analisis faktor lingkungan rumah dan keberadaan jentik Aedes aegypti di kelurahan Tebing Tinggi tahun 2022. J Ilmu Kesehat Masy. 2023;19(4):249–56.
32. Rubandiyah HI, Nugroho E. Pembentukan Kader Jumantik Sebagai Upaya Peningkatan Pengetahuan Siswa di Sekolah Dasar. Higeia J Public Heal Res Dev. 2018;2(2):216–26.
33. Dompas BE, Sumampouw OJ, Umboh JML. Apakah Faktor Lingkungan Fisik Rumah Berhubungan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue. J Public Heal Community Med. 2020;1(2):11–5.
34. Bone T, Kaunang WPJ, Langi F. Hubungan antara curah hujan, suhu udara dan kelembaban dengan kejadian demam berdarah dengue di kota manado tahun 2015-2020. Kesmas. 2021;10(5):36–45.
35. Daswito R, Samosir K. Physical environments of water containers and Aedes sp larvae in dengue endemic areas of Tanjungpinang Timur District. Ber Kedokt Masy. 2021;37(1):13.
Published
How to Cite
Issue
Section
Copyright (c) 2025 JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN TERPADU

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.